Minggu, 03 Juni 2018

KONSERVASI ARSITEKTUR: RESTORASI PADA BANGUNAN KAPEL HATI KUDUS


PENGERTIAN KONSERVASI
Secara umum konservasi diartikan sebagai pelestarian namun demikian dalam khasanah para pakar konservasi ternyata memiliki serangkaian pengertian yang berbeda-beda implikasinya. Menurut Adishakti (2007) istilah konservasi yang biasa digunakan para arsitek mengacu pada Piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981 yaitu : Charter for the Conservation of Places of Cultural Significance, Burra, Australia. Piagam ini lebih dikenal dengan Burra Charter

Dalam Burra Charter konsep konservasi  adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik. Pengertian ini sebenarnya perlu diperluas lebih spesifik yaitu pemeliharaan morfologi (bentuk fisik) dan fungsinya. Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja.

JENIS – JENIS KONSERVASI
Dalam pelaksanaan konservasi terhadap kawasan/ bangunan cagar budaya, maka ada tindakan-tindakan khusus yang harus dilakukan dalam setiap penanganannya (Burra Charter, 1999), antara lain:
  1. Konservasi yaitu semua kegiatan pemeliharaan suatu tempat sedemikian rupa sehingga mempertahankan nilai kulturalnya.
  2. Preservasi adalah mempertahankan bahan dan tempat dalam kondisi eksisting dan memperlambat pelapukan.
  3. Restorasi / Rehabilitasi adalah upaya mengembalikan kondisi fisik bangunan seperti sediakala dengan membuang elemen-elemen tambahan serta memasang kembali elemen-elemen orisinil yang telah hilang tanpa menambah bagian baru.
  4. Rekonstruksi yaitu mengembalikan sebuah tempat pada keadaan semula sebagaimana yang diketahui dengan menggunakan bahan lama maupun bahan baru dan dibedakan dari restorasi.
  5. Adaptasi / Revitalisasi adalah segala upaya untuk mengubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang sesuai.
  6. Demolisi adalah penghancuran atau perombakan suatu bangunan yang sudah rusak atau membahayakan.
RESTORASI PADA BANGUNAN KAPEL HATI KUDUS
 

Kapel Hati Kudus merupakan bangunan yang difungsikan sebagai kegiatan pendidikan agama para calon umat Katolik atau yang disebut Katakumen. Kapel ini terletak di Jalan Hassanudin, Teluk Betung, Kota Bandar Lampung. Bangunan ini didirikan oleh seorang pastur belanda bernama VAN OORT SCJ pada tahun 1930an dan telah berumur sekitar 80 tahun.

Kapel Hati Kudus merupakan salah satu bangunan yang mempunyai nilai penting bagi Kota Bandar Lampung dan Nusantara. Nilai ini dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu dari peran penting perkembangan Agama Khatolik di Indonesia dan Kota Bandar lampung, dimana kita ketahui bahwa masuknya agama Katolik pada jaman penjajahan Belanda. Selain itu Kapel Hati Kudus punya peran penting  dalam perkembangan arsitektur Nusantara dalam era tahun 1920-an karena merupakan salah satu gedung yang memiliki karateristik arsitektur Hindia Belanda.
Berangkat dari nilai penting yang dimiliki kapel Hati Kudus muncul keinginan untuk mempertahankan kapel Hati Kudus melalui sebuah proses restorasi. Berlandaskan nilai penting kapel Hati Kudus, teknik restorasi yang dipilih adalah teknik preservasi yaitu mempertahankan setiap elemen atau unsur tanpa batasan, dimana semua elemen bangunan dijaga dan dirawat.

METODE DAN TEKNIK PELAKSANAAN
Metode dan teknik pelaksanaan restorasi pada bangunan Kapel Hati Kudus diantaranya sebagai berikut:
  • Mengatasi permasalahan berjalannya kebaktian dengan melakukan perundingan dengan pihak kapel hati kudus mengenai maksud dan tujuan kegiatan ini serta memberikan solusi-solusinya.
  • Melakukan studi literatur mengenai pengaruh kolonial belanda pada sebuah bangunan.
  • Melakukan dokumentasi sebelum proses restorasi dimulai.
  • Melakukan dokumentasi kerusakan.
  • Melakukan studi kembali mengenai kerusakan melalui sebab terjadi kerusakan.
  • Melakukan tes laboratorium jika diperlukan untuk mengatasi masalah kerusakan seperti keruskan pada pintu atau pengaratan.
  • Melalui studi dan dan uji lab kita mencari solusi terlebih dahulu, apakah harus diganti ataukah hanya dirawat saja atau diperbaiki.
  • Setelah solusi didapat, maka akan dilakukan proses restorasi.

TAHAPAN DAN JADWAL KEGIATAN
Tahapan dan jadwal kegiatan dibagi menjadi 3 tahapan sebagi berikut:
1.    Pra Restorasi
                   a. Tahap Awal
  • Perundingan mengenai kegiatan restorasi dengan pihak kapel hatik kudus untuk menjelaskan tujuan restorasi.
  • Perundingan mengenai proses restorasi dan pencarian solusi untuk mengtasi keberlangsungann kegiatan kebaktian di kapel hati kudus.
  • Perundingan mengenai pentingnya keterlibatan pihak kapel hati kudus dalam proses restorasi.
  • Meminta persetujuan kepada pihak kapel hati kudus untuk terlaksananya proses restorasi.
                 b. Tahap Antara
  • Pemilihan tim dokumentasi yang kompeten. 
  • Pembekalan mengenai tugas-tugas apa saja yang dilakukan oleh tim dokumentasi dan pembagian tim dokumentasi menjadi beberapa divisi sesuai item yang akan didokumentasikan.
  • Dokumentasi kembali terhadap kerusakan pada kapel hati kudus dan kondisi awal kapel hati kudus sebelum proses restorasi dimulai.
                c. Tahap Akhir
  • Pemilihan tim studi dan tim lab yang kompeten.
  • Pembekalan mengenai kewajiban tim studi dan tim lab serta tugas-tugasnya.
  • Studi ulang mengenai pengaruh arsitektur hindia belanda pada kapel hati kudus pada tiap elemenya agar tiap elemen dapat terjaga keasliannya.
  • Studi ilmiah terhadap krusakan pada tiap elemen aritektur pada kapel hati kudus untuk menemukan solusi mengatasi kerusakan.
  • Tes laboratorium terhadap kerusakan pada elemen arsitektur yang memerlukan tes lab dengan alasan kalo ada bagian yang dapat dipertahankan tanpa diganti dapat dirawat atau diperbaiki dengan melalui tes lab ini.
  • Penyusunan solusi sebagai dasar teknik restorasi.
2.    Proses Restorasi 
  • Pemilihan tenaga kerja yang kompeten (saat proses berjalan tenaga kerja di dampingi oleh ahli restorasi, baik dari dari bagian lab atau bagian analisator,dll).
  • Pembekalan
  • Persiapan material dan alat untuk proses restorasi dan penyedian tempat penyimpanan bahan dan alat yang aman dan jauh dari gangguan.
  • Pelaksanaan solusi. Jika didapat dari studi dan hasil lab bahwa elemen arsitektur tersebut hanya perlu untuk diperbaiki, maka dilakukan perbaikan yang hati-hati (dalam arti tetap menjaga keasliannya). Jika didapat dari hasil studi dan hasil lab bahwa elemen arsitektur tersebut tidak dapat diperbaiki dan harus diganti dengan yang baru, maka pengantian material atau jenis elemen harus memperhatikan pengaruh kolonial baik karateristik, bentuk dan hal lainnya.
  • Pembersihan lahan kerja dan pelapasan alat bantu.
  • Selama tenaga kerja bekerja proses studi dan tes lab tetap berjalan jika solusi yang ditemukan tidak dapat diterapkan dengan alasan tertentu.
  • Selama proses berlangsung teteap dilakukan kegiatan dokumentasi dan beberapa kali pembekalan untuk mengetahui kemajuan kerja yang dilakukan.
3.    Pasca Restorasi 
  • Dokumentasi hasil bangunan setelah proses restorasi telah selesai. Fungsi dokumentasi ini menetukan apakah restorasi yang sifatnya preservasi ini berhasil atau tidak, hilang a. keasliannya atau tidak.
  • Perapian dan pengakutan peralatan.
  • Serah terima.
  • Evaluasi dan pemeliharaan

KESIMPULAN
  1. Pentingnya mempertahankan hasil dari karya sejarah, khususnya dalam penelitian ini adalah hasil dari karya arsitektur Hindia Belanda (Kapel Hati Kudus) sebagai salah satu bagian dari sejarah arsitektur nusantara.
  2. Dengan terlaksananya perencanaan kegiatan restorasi Kapel Hati Kudus ini dalam penelitian ini, semoga dapat memberikan contoh kepada pihak lainya bahwa sangatlah penting untuk mempertahankan sebuah warisan Nusantara.
  3. Dengan terlaksananya restorasi Kapel Hati Kudus, bangunan tersebut dapat berfungsi lebih lama lagi.







Sumber :
https://urbanpages.wordpress.com/2008/10/21/hello-world/
https://finifio.wordpress.com/2016/06/04/apa-itu-konservasi-arsitektur/
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=164448&val=5962&title=Perencanaan%20Arsitektural%20Proses%20Restorasi%20Dari%20Bangunan%20Kapel%20Hati%20Kudus
Niki, 2011, Perencanaan Arsitektural Proses Restorasi Dari Bangunan Kapel Hati Kudus

Selasa, 16 Januari 2018

KRITIK ARSITEKTUR #2

AEON MALL


Secara fisik, fasad pada AEON Mall ini tidak terlalu berbeda dari mall lainnya di Indonesia. Desain eksterior dan interiornya terlihat sederhana seperti mall pada umumnya. Namun, yang membedakan, mall ini dibangun dengan standar Jepang, mulai dari konsep hingga keamanannya. Yang membuat mall ini unik adalah atmosfer yang diciptakan di dalam mall, yakni menghadirkan ciri khas budaya dan kondisi alam di Jepang.

Mall yang terletak di Jalan BSD Raya Utama, Tangerang Selatan ini memulai pembangunannya pada bulan Agustus 2013 dan beroperasi sejak 30 Mei 2015. AEON Mall BSD City berdiri megah di atas lahan seluas 100.000 m2 dan bangunan 177.000 m2. Total toko yang ada di AEON Mall BSD City sekitar 300 toko, termasuk 22 toko yang pertama kali ada di Indonesia dan 38 toko asal Jepang.

AEON Mall BSD City didesain dan dikembangkan ramah bagi lingkungan dan pengunjungnya. Mall yang bernuansa Jepang pertama di Indonesia ini mengusung konsep ‘For Your Smart Living’. Model arsitektur mall 5 lantai ini dibuat lantai atas berbentuk skeleton (tembus pandang), sehingga tidak ada barang yang jatuh. Dan atap bagian tengahnya juga menggunakan kaca yang dapat mengurangi penggunaan lampu dan hemat energi. Mall ini mengutamakan kenyamanan, keamanan, kelengkapan fasilitas, kebersihan dan kepuasan pengunjung.
Dengan mengklaim satu-satunya mall bernuasa Jepang, atmosfir di AEON Mall BSD City benar-benar seperti mall di negara asalnya. Ini terlihat pada desain interiornya yang mengedepankan konsep interior sederhana, dekorasi yang minimalis, skema warna alami, dan palet netral seperti abu-abu dan putih. Konsep ini sesuai dengan nilai yang mereka anut, salah satunya, wabi sabi atau kesederhanaan yang alami.
Di pintu utama, misalnya, terdapat shōji, yakni pintu yang terbuat dari kayu berlapis kertas transparan. Dalam arsitektur tradisional Jepang, pintu ini berfungsi sebagai pintu geser dan jendela atau partisi. Manfaatnya, selain dapat menyerap kelembaban, insulator terhadap panas dan dingin, juga membuat ruangan menjadi terang. Ini karena sinar matahari dapat menembus shōji.

Ciri khas pada AEON Mall BSD City ini yaitu Sakura Lite Tunnel dan Sakura Illumination Park. Dua-duanya adalah taman dengan lampu-lampu yang menyala di bagian atas, yang tidak akan ada di mall lain.

KRITIK ARSITEKTUR #1


TEATER JAKARTA

KRITIK DESKRIPTIF
Pada awalnya proyek ini bernama Grand Theater di Taman Ismail Marjuki yang akhirnya berubah menjadi Teater Jakarta. Gedung teater ini merupakan kelanjutan dari proyek masterplan yang didesain oleh Raul Renanda bersama Altelier 6 pada tahun 1995. Pelaksaannya baru dimulai pada tahun 1996 dan selesai dapat digunakan pada tahun 2010. Konsep ini gabungan vernacular di Indonesia yang berdasarkan ide dari struktur bangunan Toraja yang juga merupakan konsep bangunan joglo sebagai potongan melintang dari bangunan teater ini. disajikan dalam tatanan modern namun masih mempunyai nafas Indonesia.
Desain Sketsa Teater Jakarta

Maket Teater Jakarta

Sisi Depan Teater Jakarta
Sisi Samping Teater Jakarta
Perspektif
Detail Bangunan
Ruang dengan kapasitas 1200 penonton dengan luas panggung 14 - 16 meter (w) dan 7 - 9 meter (h) dapat digunakan untuk berbagai pertunjukan (musik, teater, tari dll). Dilengkapi dengan ruang lobby, 12 ruang rias, ruang latihan serta sistem tata cahaya, tata suara, sistem auditorium dan pendingin ruangan.
Interior Teater Jakarta


KRITIK NORMATIF

Pembahasan mengenai kritik arsitektur Teater Jakarta untuk metoda kedua ini adalah dengan pendekatan kritik normatif berdasarkan metoda tipikal. Metoda tipikal adalah suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik.

Teater Jakarta berlokasi di Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, tepatnya di Jalan Cikini Raya No.73 Jakarta Pusat. Merupakan teater besar yang mempertunjukan berbagai pertunjukan seni serta galeri seni. Teater Jakarta mampu menampung 1200 orang dengan total luas lantai adalah 40.108m2 dari luas lahan 14.732m2 dan dilengkapi dengan fasilitas fly tower dengan ketinggian sama dengan panggung, yang memungkinkan para kru panggung mengganti latar belakang pertunjukan secara vertikal.

Pengembangan PKJ TIM itu kemudian mewujud dengan selesainya rencana induk terperinci (masterplan) oleh tim arsitek Atelier 6 pada 1995 atas dukungan penuh Gubernur Kepala DKI Jakarta kala itu, yaitu Surjadi Soedirdja. Rancangan ini kemudian ditindaklanjuti pada 1996 dengan pemancangan pertama Gedung Teater Besar sebagai realisasi masterplan di bidang fisik. Gedung setinggi 5 lantai ini selesai dibangun tahun 2006, yang artinya membutuhkan tempo 10 tahun untuk menyelesaikannya. Hal tersebut disebabkan pembangunannya sempat terhenti selama 3 tahun, yaitu di tahun 1998, 1999, dan tahun 2005.

Gedung yang diklaim sebagai gedung berskala internasional ini memiliki sebuah ruang inti yang bernama Teater Lirik dengan kapasitas duduk 1.200 penonton dengan panggung proscenium, rear stage, side stage, fly tower, dan orchestra pit. Adapun Teater Studio yang berukuran lebih kecil, yaitu 250 tempat duduk, difungsikan sebagai ruang latihan dan pertunjukan skala kecil. Meskipun kecil, dalam ruang ini dapat diwujudkan 4 alternatif penataan panggung.

Selain dua ruang utama di atas, terdapat ruang-ruang pendukung lain yang menjadikan gedung ini cukup matang disebut sebagai sebuah gedung teater, yakni ruang pameran, studio tari, ruang ganti pemain, gudang properti, kantor pengelola, dan orchestra shell.

Saat ini, setelah hampir genap 6 tahun gedung ini beroperasi, setelah banyak pertunjukan dan ajang yang terwadahi dalam gedung tersebut, beberapa peristiwa, tantangan, dan kendala banyak terjadi menyertainya.

Furniture untuk kursi teater dari Ferco dan Archigrama. Finishing lobby menggunakan marmer Amarillo Triatna, Nero Marquina, Rosso Alicante, White Carara; karpet teater dari Patcraft; panggung, parket ruang latihan dan orchestra pitt oleh Daru-Daru; dance floor Harlequin Reversible; toilet dan daerah servis menggunakan homogenous tile dan keramik dari Essenza. Lantai plaza menggunakan batu andesit.

Material dan Lobby Teater Jakarta 
Dinding lobi menggunakan marmer Nero Asoluto, Trespa Virtuon warna Copper Yellow, Armourcoat tipe Travertine warna hijau, dan Topakustik tipe plank 28/4 M warna beech. Elemen estetis kayu pada teater studio karya Rita Widagdo.

Plafon pada kantor menggunakan gypsum Knauf. Dinding kaca Asahimas clear dan Panasap hijau. Spider glass menggunakan Sistem Irish dari Fev Italia. Komposit alumunium dari Alpolic warna champagne metallic. Alumunium frame dari YKK AP. Pintu frameless fitting dari Dorma. Bungkus kolom beton precast oleh Dusaspun. Atap TECU Patina dan TECU Zinn dari KME Jerman. Cat rangka baja oleh Jotun.

Detail Material Teater Jakarta
Fixed dan fitting secara keseluruhan menggunakan saniter TOTO. Elevator dan eskalator dari Sigma Elevator. Bangunan menggunakan genset FG Wilson, chiller Mc Quay, dan sound system TOA Galva.





Sumber :

https://www.behance.net/gallery/5762271/Teater-Jakarta

http://www.tamanismailmarzuki.co.id

https://id.foursquare.com/v/teater-jakarta-teater-besar/4cc50210dba3ef3bfbde0705/photos

http://www.jakarta-tourism.go.id/node/490?language=id

http://www.indesignindonesia.com/read-news-3-0-113-performing-ark.indesign.indonesia.magz








Sabtu, 28 Januari 2017

REKLAMASI DI TELUK JAKARTA


Beberapa tahun belakangan ini kita mungkin sering mendengar berita mengenai masalah rencana reklamasi yang akan dilakukan di Jakarta, Bali, dan beberapa daerah lainnya. Reklamasi yang akan dilakukan di Jakarta merupakan yang terbesar dan pertama di Indonesia dengan desain bentuk pulau menyerupai gambar garuda. Berbicara mengenai reklamasi, tahu tidak apasih sebenarnya reklamasi itu ?

Menurut pengertian secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Menurut Kamus Bahasa Inggris-Indonesia reclaim dapat diartikan sebagai menjadikan tanah (from the sea). Sedangkan reclamation diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah.
Pengertiannya secara ilmiah dalam ranah ilmu teknik pantai, reklamasi adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair seperti di kawasan pantai, rawa, laut, sungai maupun danau,menjadi lahan berguna dengan cara dikeringkan atau melalui proses pengurukkan.

Sejak rencana reklamasi ini direncanakan hingga sampai saat ini telah menuai berbagai macam pra-kontra karena selain keuntungan yang di dapat, begitu banyak juga dampak negatif atau kerugian yang akan ditimbulkan jika proyek reklamasi tersebut tetap dijalankan.

Keuntungan dari proyek reklamasi jika kita dengar dari mereka-mereka yang "ngotot" akan proyek tersebut yaitu untuk mengcegah banjir yang disebabkan air laut ketika sedang pasang atau biasa lebih dikenal dengan banjir rob. Meningkatkan pariwisata memang baik untuk pendapatan negara, tetapi tidak mencemari lingkungan itu lebih baik. Seperti yang kita ketahui, Kota Jakarta sudah sangat tercemar dengan lingkungan yang tidak sehat. Mengapa tidak sehat ? Ya, karena kebutuhan RTH tidak sesuai dengan seharusnya, lebih banyak lahan yang dipergunakan untuk kawasan industri, bisnis, perbelanjaan, pemukiman mewah dsb.

Menurut pandangan saya, untuk mengatasi banjir di Ibukota seharusnya BUKAN dengan reklamasi yang menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan maupun manusia. Tetapi perbaiki infrastruktur tata kota. "Memperbaiki ≠ Membangun" bangunan-bangunan komersil maupun malah menambah lahan (pulau buatan). Perbaiki yang saya maksud yaitu mengembalikan fungsi alam yang seharusnya. Perbanyak daerah resapan air dengan perbanyak hutan atau ruang terbuka hijau. Ini berlaku tidak hanya di Jakarta tetapi KHUSUSNYA untuk di daerah sekitar Jakarta yang sebenarnya menjadi penyebab Jakarta selalu mengalami banjir. Jakarta merupakan daerah terendah dari daerah sekitarnya dan ini yang menyebabkan Jakarta selalu banjir, karena daerah dataran tinggi yang dekat dengan Jakarta seperti di bogor dan depok juga sudah rusak, sudah banyak bangunan yang menyalahi aturan dengan membangun di daerah yang seharusnya diperuntukkan sebagai daerah resapan. Padahal jika saja daerah resapan tersebut dikembalikan sesuai fungsinya, bukan tidak mungkin Jakarta akan terbebas dari banjir.

Sumber :
https://beritagar.id
https://outsidergianyar.wordpress.com/pengertian-reklamasi/

Elemen visual :
shutterstock.com
google





HUKUM PRANATA DAN PEMBANGUNAN




PENGANTAR HUKUM PRANATA PEMBANGUNAN
Hukum Pranata Pembangunan adalah peraturan resmi yang mengatur tentang interaksi antar individu dalam melakukan perubahan untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan hidup.
Dalam arsitektur khususnya Hukum Pranata Pembangunan lebih memfokuskan pada peningkatan kesejahteraan hidup yang berhubungan dengan interaksi individu dengan lingkungan binaan. Interaksi yang terjadi menghasilkan hubungan kontrak antar individu yang terkait seperti pemilik (owner), konsultan (arsitek), kontraktor (pelaksana), dan unsur pendukung lainnya dalam rangka mewujudkan ruang atau bangunan untuk memenuhi kebutuhan bermukim.
  
UU DAN PERATURAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Tata hukum Indonesia mempelajari hukum yang sekarang berlaku di Indonesia. Objeknya adalah hukum positif Indonesia. ‘Berlaku’ berarti yang memberi akibat hukum bagi peristiwa-peristiwa atau perbuatan-perbuatan didalam masyarakat pada saat ini. Demikian maka Tata Hukum Indonesia itu menata, menyusun, mengatur ketertiban masyarakat Indonesia.
UU DAN PERATURAN PEMBANGUNAN NASIONAL meliputi :
  • UU NO.24 TH.1992 TENTANG TATA RUANG 
  • UU NO.4 TH.1992 TENTANG PEMUKIMAN
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

HUKUM PERIKATAN
Menurut pasal 1313 KUHPdt. “Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya etrhadap satu orang atau lebih”.
Ketentuan pasal 1320 KUHPdt tentang syarat-syarat sah perjanjian :
  • Adanya syarat persetujuan kehendak antara pihak-pihak yang melakukan perjanjian.
  •  Adanya syarat kecakapan pihak-pihak dalam membuat perjanjian (capacity).
  •  Ada suatu hal tertentu sebagai pokok perjanjian (a certain subject matter). 
  • Ada kausa yang halal yang mendasari perjanjian itu (legal cause).
Perikatan yang timbul karena undang-undang adalah perikatan karena undang-undanglah yang menyatakan bahwa akibat perbuatan orang lalu timbul perikatan. Perikatan yang timbul karena undang-undang ini mempunyai dua sumber, yaitu perbuatan orang dan undang-undang sendiri.

HUKUM PERBURUHAN
Buruh atau pekerja merupakan manusia yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk mendapatkan imbalan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak, baik lisan maupun tertulis.
UU yang mengatur tentang perburuhan yaitu :
  • UU NO.12 TH.1948 Tentang Kriteria Status dan Perlindungan Buruh 
  • UU NO.12 TH.1964 Tentang PHK 
  • UU No. 9 Th. 1964.  Tentang Upah Buruh

PERENCANAAN FISIK PEMBANGUNAN
Perencanaan fisik pembangunan pada hakikatnya dapat diartikan  sebagai suatu usaha pengaturan dan penataan kebutuhan fisik untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dengan berbagai kegiatan fisiknya.
Peran Perencanaan dalam 4 lingkup :
Lingkup Nasional
Lingkup Regional
Lingkup Lokal
Lingkup Sektor Swasta

ENVIRONMENT IMPACT ANALYSIS (AMDAL)

Analisis dampak lingkungan adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
PARAMETER AMDAL
Parameter atau atribut lingkungan dapat dikategorikan menjadi tiga jenis :
·         Parameter terperinci
·         Parameter umum
·         Parameter controversial
INTI AMDAL terdiri dari 3 nilai, yaitu :
·         Integritas
·         Utilitas
·         Kesinambungan

Rabu, 10 Februari 2016

#7 RANGKUMAN TUGAS-TUGAS (ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN)

#1 ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN 

Di dalam kehidupan, arsitektur dengan lingkungan memiliki keterikatan yang tinggi karena satu sama lainnya saling berhubungan. Lingkungan merupakan tempat makhluk hidup tumbuh, berkembang, dan beradaptasi dengan alam. Lingkungan sangat berarti karena di dalamnya terdapat berbagai kebutuhan bagi setiap makhluk hidup. Maka dari itu penting sekali menjaga dan melestarikan lingkungan. Untuk mendapatkan kehidupan yang baik maka diperlukan arsitektur yang dapat menyeimbangkan keadaan lingkungan.

Contohnya, dengan mendirikan bangunan yang berwawasan ekologi kita dapat mengurangi dan mencegah kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ekosistem, serta turut memprioritaskan kesehatan alam, sehingga terbentuk keseimbangan antara bangunan ekologi dengan ekologi tersebut.



#2 RESPON ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN 

Dalam proses pembangunan, haruslah memperhatikan keadaan lingkungan agar tidak merusak alam.
Seorang arsitek haruslah bertindak bijaksana dengan cara melayani alam, mengikuti hukum-hukumnya dan membangun atas dasar hukum-hukum tersebut. Membangun bangunan dengan tetap menjaga tanaman dan turut mengembangkannya untuk menciptakan kehidupan yang selaras dengan alam.

Arsitektur dan lingkungan menyadarkan kita akan perlunya merubah haluan yaitu berfikir secara baru dalam pembangunan. Dari arsitektur teknik dapat dialihkan kepada arsitektur kemanusiaan yang lebih memperhitungkan keselarasan dengan alam maupun kepentingan manusia penghuninya. Memikirkan lingkungan dan tidak egois untuk menguasai alam. Karena sesungguhnya, kita dapat merusak alam jika kita hanya hidup dari alam tetapi tidak menghidupi alam.



#3 RANGKUMAN BUKU ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN 

Dasar kehidupan manusia mencakup dua hal, yaitu pembangunan dan pemukiman. Serta memiliki dua arus yang mempengaruhi kehidupan manusia, yaitu alam dan teknik. Pembangunan menurut kebutuhan manusia dinamakan pembangunan secara biologis atau bisa disebut arsitektur biologis. Arsitektur biologis berarti ilmu penghubung antara manusia dan lingkungannya secara keseluruhan. Keseimbangan kehidupan manusia dengan alam membutuhkan beberapa pengertian seperti pengertian waktu, ruang, ukuran, fungsi, lingkungan dan sebagainya.
  • Pengertian waktu dibagi menjadi 3, yaitu waktu lama / lampau, waktu sekarang, dan waktu masa depan.
  • Pengertian ruang dibagi menjadi 4, yaitu alam, manusia, masyarakat, dan bangunan.
  • Pengertian ukuran dibagi menjadi 2, yaitu perbandingan arsitektur alam dan teknik; dan peradaban (sivilisasi) dan kebudayaan.
  • Pengertian Fungsi harus memperhatikan hal-hal seperti situasi dan analisis site, ruang dan iklim, energi dan bahan bangunan, cara membangun dan konstruksi bangunan, ukuran dan proporsi, serta ruang dan bentuk.
  • Pengertian Lingkungan dibagi menjadi 3 macam, yaitu lingkungan alam, lingkungan sekitar (lingkungan buatan), lingkungan sosial dan ekonomi dasar.
  • Bahan Bangunan Biologik penggolongannya berdasarkan penggunaan bahan mentah, seperti bahan bangunan yang dapat dibudidayakan (kayu, bambu, rumbia, alang-alang dan ijuk); bahan bangunan alam yang dapat digunakan lagi (batu alam, tanah, tanah liat dan lempung); bahan bangunan buatan yang dapat digunakan lagi; bahan bangunan alam yang disediakan secara industrial [batu buatan yang dibakar (batu merah), genting flam dan genting pres, batu buatan yang tidak dibakar (batako)]; bahan bangunan logam, kaca, plastik/sintesis.
  • Perencanaan Arsitektur Biologik.


#4 RANGKUMAN BUKU DASAR-DASAR ARSITEKTUR BIOLOGIS 

Arsitektur ekologis mencerminkan perhatian terhadap lingkungan alam dan sumber alam yang terbatas dengan cara menciptakan lingkungan yang lebih sedikit mengkonsumsi dan lebih banyak menghasilkan kekayaan alam. Ekologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya.

Dasar-dasar sebuah ekosistem adalah komunitas (biosonos) dan kawasan alam (biotop). Suatu ekosistem biasanya terdiri dari empat komponen dasar, yaitu lingkungan abiotik, organisme produsen, organisme konsumen, dan organisme perombak. Ekosistem dapat dibagi atas :
  • Ekosistem hutan pohon bakau/kayu api-api dan pantai
  • Ekosistem sungai dan danau
  • Ekosistem rawa gambut dan air tawar
  • Ekosistem hutan dataran rendah dan tinggi
  • Ekosistem gunung dan gua.
Aliran dalam ekosistem bisa disebut daur, siklus, atau peredaran. Peredaran oksigen melalui fotosintesis dan pernapasan sel berhubungan erat dengan peredaran karbon.

Iklim dan ruang
Iklim merupakan susunan keadaan atmosferis dan cuaca dalam jangka waktu dan daerah tertentu. Iklim terbagi 2 yaitu makro dan mikro. Iklim makro merupakan iklim suatu negara, benua, atau daerah tertentu yang berdasarkan sifat pokoknya (letak geografis, tinggi di atas permukaan laut, pesisir laut, arah angin, berhubungan dengan pegunungan, dsb.), berhubungan dengan suhu rata-rata, kelembapan udara, serta kemusiman yang menciptakan ciri khas tertentu. Sedangkan iklim mikro merupakan iklim lapisan udara dekat permukaaan bumi (tinggi ± 2.0). Disini gerak udara lebih kecil karena permukaan bumi yang kasar dan perbedaan suhu lebih besar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi iklim dan ruang yaitu pengaruh kelembapan, angin dan gerakan udara, serta kenyamanan termal.





#5 GIANT SEA WALL 

Sea wall merupakan salah satu bentuk konstruksi sebagai upaya perlindungan wilayah coastal, habitat, konservasi, maupun aktivitas-aktivitas manusia dari pengaruh gelombang air laut. Tipe sea wall sangat bergantung dari fungsi, tujuan, dan juga lokasi rencana pembangunan. Pembangunan sea wall di Jakarta dikarenakan kondisi fisiknya yang semakin memprihatinkan karena mengalami penurunan tanah sekitar 3,98 cm per tahun sehingga saat ini sekitar 40 % bagian Jakarta berada di bawah permukaan laut. 

Dalam pembangunan giant sea wall ini wajib untuk mempertimbangkan aspek lingkungan dan ekologi secara mendalam dari tahap pra-konstruksi, konstruksi, operasi, hingga pasca-operasi nantinya. Pembangunan Giant Sea Wall di Jakarta bertujuan untuk melindungi pesisir Jakarta dari air pasang yang saat ini selalu menderita banjir pasang (rob). 

Sistem GSW dilakukan dengan cara mendorong sistem polder ke arah laut, sehingga kawasan di bawah permukaan air laut tidak akan tergenang. Rencananya pembangunan Giant Sea Wall memakan waktu 10 tahun atau paling lambat tahun 2025 mendatang. GSW akan dibangun sepanjang 32 km dan akan menelan biaya sekitar Rp 100 Triliun. GSW akan menciptakan 17 pulau baru di laut Jawa. 

Pulau buatan pertama akan dibuat menjadi pelabuhan untuk mendukung Pelabuhan Tanjung Priok. Di area tanggul akan ada jalur MRT (mass rapid transit) dan jalan tol. GSW juga berfungsi sebagai daerah bendungan air tawar, memproses serta memasok air bersih untuk kebutuhan kota. Juga akan mencakup sebuah pabrik pengo¬lahan air limbah.

Namun, kontras dengan tujuan pembangunannya, beberapa isu dan masalah lingkungan dapat muncul sehubungan dengan konstruksi sea wall, diantaranya adalah terganggunya transport sedimen yang dapat menyebabkan pergeseran struktur dan juga terganggunya ekosistem lahan basah (wetland) dan wilayah intertidal. Selain itu pembangunan GSW memiliki persyaratan ketat. Di antaranya analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) dan dampak sosial terhadap nelayan. Pada tahap kontruksi akan terjadi pengerukan besar-besaran sehingga merubah ekosistem.




#6 BIANPOEN "UNTUK APA, UNTUK SIAPA"

RUANG DAN PAPAN DALAM KAITAN KEBUTUHAN MANUSIA KOTA

Contoh skema :


Untuk dapat memenuhi kebutuhan ruang dan papan, maka harus melakukan hal-hal seperti berikut, yaitu membuat daftar kebutuhan dan menentukan prioritas-prioritasnya. Tujuan dari pemenuhan ruang dan papan itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin di kota-kota besar dapat tercapai dan mempengaruhi secara positif segi sosial-ekonomi dan kesehatan masyarakat di dalam kota.

Untuk mengetahui kebutuhan apa saja yang dibutuhkan, maka terlebih dahulu kita harus tahu ciri pokok dari kota yang ditempati. Permasalahan yang nantinya akan berdampak pada kebutuhan manusia di Kota Jakarta yaitu mengenai kepadatan, pekerjaaan, pendidikan, perumahan, prasarana, masyarakat majemuk, dan bagaimana peralihan hidup masyarakat pendatang yang awalnya adalah masyarakat agraris ke kehidupan masyarakat kota.



Dari ciri-ciri pokok yang telah kita ketahui itulah maka kita dapat merencanakan program-program pemenuhan kebutuhan manusia dan program-program pembangunan kota seluruhnya.