NPM : 28314279
Kelas : 1TB05
Pertentangan sosial di dalam masyarakat
merupakan salah satu konflik yang biasanya timbul dari berbagai faktor-faktor
sosial yang ada di dalam masyarakat itu sendiri. Pertentangan sosial ataupun
konflik adalah salah satu konsekuensi dari adanya perbedaan-perbedaan dan
tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat
misalnya peluang hidup, gengsi, hak istimewa, dan gaya hidup.
Demo merupakan salah satu contoh pertentangan sosial. Gambar ini merupakan demo buruh untuk meminta UMK dinaikkan. Lokasi : Pusat Pemerintahan Kota Tangerang |
Berikut ini
merupakan faktor-faktor yang menyebabkan pertentangan sosial:
1.
PERBEDAAN KEPENTINGAN
Kepentingan
merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu dan sifatnya esensial bagi
kelangsungan hidup individu itu sendiri. Sehingga kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh individu di dalam manifestasi pemenuhan dari kepentingan
tersebut.Secara psikologis ada 2 jenis kepentingan dalan diri individu yaitu
kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Individu satu berbeda dengan individu yang lainya.
Berikut ini merupakan faktor perbedaan
tersebut :
1) Faktor Bawaan
Yaitu
suatu faktor yang memang timbul berdasarkan faktor perasaan ataupun bawaan
seorang individu dalam menyelesaikan masalahnya.
2) Faktor Lingkungan Sosial
Merupakan
suatu faktor yang terjadi sangat dekat dengan lingkungan sekitar kita.
Kedua faktor diatas merupakan suatu
contoh faktor yang dapat menimbulkan suatu perbedaan. Sebagaimana kita tahu,
lingkungan merupakan suatu tempat pendidikan yang paling dekat dengan diri
setiap individu yang dapat menentukan baik tidaknya seorang individu di dalam
lingkungan sosialnya.
2. PRASANGKA, DISKRIMINASI, ETHOSENTRIS
DAN STEREOTYPE
Prasangka merupakan
dasar pribadi seseorang yang setiap orang memilikinya, sejak masih kecil unsur
sikap bermusuhan sudah nampak. Prasangka selalu ada pada mereka yang
berpikirnya sederhana dan masyarakat yang tergolong cendekiawan, sarjana, dan
pemimpin atau negarawan. Prasangka dan diskriminasi ini merupakan tindakan yang
dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dalam
kaitan dengan dasar kebutuhan pribadi, prasangka menunjukkan pada aspek sikap.
Sedangkan untuk diskriminasi menunjukkan pada
aspek-aspek tindakan.
Menurut Gordon Allproc (1958)
ada 5 pendekatan dalam menentukan sebab terjadinya prasangka:
1) Pendekatan Historis
Didasarkan
atas teori Pertentangan Kelas yaitu menyalahkan kelas rendah yang imperior,
dimana mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan untuk
berprasangka terhadap kelas rendah.
2) Pendekatan Sosio Kultural
dan Situasional
Meliputi
mobilitas sosial, konflik antar kelompok, stigma perkantoran dan sosialisasi.
3) Pendekatan Kepribadian
Teori
ini menekankan kepada faktor kepriadian sebagai penyebab prasangka (Teori
Frustasi Agresi).
4) Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan
bagaimana individu memandang/mempersepsikan lingkungannya, sehingga persepsilah
yang menyebabkan prasangka.
5) Pendekatan Naive
Menyatakan
bahwa prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu
yang berprasangka.
Etnosentrisme merupakan
sikap untuk menilai unsur-unsur kebudayaan orang lain dengan menggunakan
ukuran-ukuran kebudayaan sendiri. Dan diajarkan kepada anggota kelompok secara
sadar atau tidak, bersama-sama dengan nilai kebudayaan.
Stereotype merupakan
suatu tanggapan dan anggapan yang bersifat jelek dan tantangan mengenai
sifat-sifat dan watak pribadi orang/golongan lain yang bercorak negatif sebagai
akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya subjektif.
3.
PERTENTANGAN SOSIAL KETEGANGAN DALAM MASYARAKAT
Konflik
(Pertentangan) cenderung menimbulkan respon-respon yang bernada ketakutan atau
kebencian. Konflik dapat memberikan akibat yang merusak terhadap diri
seseorang, anggota kelompok. Konflik dapat mengakibatkan kekuatan yang
konstruktif dalam hubungan kelompok.
Ada
3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik, yaitu :
1) Terdapat 2 atau lebih unit-unit atau bagian-bagian
yang terlibat konflik.
2) Unit tersebut mempunyai perbedaan yang tajam
(kebutuhan, tujuan, masalah, nilai, sikap dan gagasan).
3) Terdapat interaksi diantara bagian-bagian yang
mempunyai perbedaan tersebut.Terjadinya konflik bisa pada didalam diri
seseorang, didalam kelompok dan didalam masyarakat.
Cara-cara
pemecahan konflik :
1) Elimination
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
Yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, diungkapkan dengan “kami mengalah”, “kami keluar”, “kami membentuk kelompok sendiri”.
2) Subjugation/Domination
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
Yaitu orang/pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang/pihak lain untuk mentaatinya.
3) Majority Rule
Yaitu
suara terbanyak yang ditentukan dengan voting, akan menentukan keputusan, tanpa
mempertimbangkan argumentasi.
4) Minority Consent
Yaitu
kelompok mayoritas yang menang, namun kelompok minoritas tidak merasa
dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan
bersama.
5) Compromise
Yaitu
semua sub kelompok yang terlibat di dalam konflik berusaha mencari dan
mendapatkan jalan tengah.
6) Integration
Yaitu
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua
pihak.
GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN INTEGRASI SOSIAL
Integrasi berasal dari bahasa
inggris “integration” yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. integrasi masyarakat dimaknai sebagai proses penyesuaian di antara
unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan masyarakat sehingga
menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang memilki keserasian fungsi. Definisi
lain mengenai integrasi adalah suatu keadaan di mana kelompok-kelompok etnik
beradaptasi dan bersikap komformitas terhadap kebudayaan mayoritas masyarakat,
namun masih tetap mempertahankan kebudayaan mereka masing-masing. Suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupakan tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.
·
Bentuk Integrasi sosial
-
Asimilasi yaitu pembauran kebudayaan yang disertai dengan
hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
-
Alkulturasi yaitu
penerimaan sebagian unsur-unsur asing tanpa menghilangkan kebudayaan asli.
·
Faktor-Faktor terjadinya masalah sosial
1) Faktor Internal : Faktor yang berasal dari dalam diri individu
itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu perasaan yang dialami oleh seorang
individu itu sendiri.
-
Kesadaran diri sebagai makhluk sosial
-
Tuntutan kebutuhan
-
Jiwa dan semangat gotong royong
2) Faktor External : Faktor yang berasal dari luar diri individu
itu sendiri, karena biasanya timbul dari suatu masalah yang dialami oleh
seorang individu itu sendiri di dalam lingkungan sosialnya.
-
Tuntutan perkembangan zaman
-
Persamaan kebudayaan
-
Terbukanya kesempatan berpartisipasi
dalam kehidupan bersama
-
Persaman visi, misi, dan tujuan
-
Sikap toleransi
-
Adanya kosensus nilai
-
Adanya tantangan dari luar
·
Syarat Berhasilnya Integrasi Sosial
1) Untuk meningkatkan Integrasi Sosial, maka pada diri
masing-masing harus mengendalikan perbedaan/konflik yang ada pada suatu
kekuatan bangsa dan bukan sebaliknya.
2) Tiap warga masyarakat merasa saling dapat mengisi
kebutuhan antara satu dengan yang lainnya.
INTEGRASI
NASIONAL
Integrasi
Nasional adalah
penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu
keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang
banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa
integrasi bangsa merupakan kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk
menerapkan kekuasaannya di seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
·
Integrasi tidak sama dengan pembauran
atau asimilasi.
·
Integrasi diartikan integrasi
kebudayaan, integrasi sosial, dan pluralisme sosial.
·
Pembauran dapat berarti asimilasi dan
amalganasi.
·
Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian
antar dua atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural
traits) mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi
suatu sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
·
Melalui difusi (penyebaran), di
mana-mana unsur kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada
dalam keadaan konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
Sumber
:
http://ulfizulfa.wordpress.com/2012/11/18/pertentangan-sosial-dan-integrasi-masyarakat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar